Sabtu, 01 September 2012

Anak Kecil Kok Pacaran? Jangan-Jangan itu Cinta Monyet!

So Sweeet :*

 Morninggg guys, *ups sorry I mean Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian yups seperti yang Anda tahu usia dan definisi pacaran telah bergeser. Dulu, berpacara dijalani remaja dengan tujuan mencari pasangan hidup. Tapi kini anak-anak SD mengaku sudah punya pacar! *terus harus gue bilang WOW gitu? -_- mungkin Bapak-bapak atau Ibu-ibu pernah dibuat terkejut oleh pengakuan anak polos Anda yang dengan fasihnya bercerita soal pacaran padahl dia masih duduk di bangku SD. Apa yang sebaiknya Anda lakukan? *terus gue harus salto gitu -_- Mari simak saran dari sang pakar, muehe :3

Fenomena ini bisa muncul karena pengaruh dari lingkungan sekitar. Misalnya acara yang anak-anak saksikan di televisi saat ini. Pengamatan serupa dikemukakan oleh Psikolog dari Seven Consulting "sekarang anak-anak mulai mengenal kata 'pacar' mungkin ini sudah zamannya, karena memang mereka terkspos berbagai hal yang bisa ditiru dari idola mereka di televisi maupun internet. Itulah mengapa definisi pacar ala zaman dahulu yang berarti calon pasangan hidup sudah sangat jauh bergeser saat ini.

Modernisasi memberikan kemudahan anak dalam mengakses informasi dari berbagai media cetak dan elektronik juga internet. Jadi ini bukan soal pergeseran moral dan nilai atau norma. Karena tugas perkembangan anak yang berbeda-beda di setiap tahapan usia, anak usia SD, SMP, dan SMA memiliki definisi pacar yang berbeda pula. Rasa cinta itu sendiri umumnya baru muncul pada masa remaja ketika ketertarikan dengan lawan jenis terjadi seiring perkembangan anak. Pada anak-anak kemungkinan mereka hanya tertarik pada teman tertentu yang baik dan pintar namun bukan karena cinta, masing-masing anak bisa saja memiliki pemahaman yang berbeda mengenai pacaran. Karena itu ketika anak mengaku sudah punya pacar, yang harus dilakukan orangtua adalah "investigasi" *belajar kepo ya :D Tanyakan kepada anak, apa definisi pacar bagi dirinya?
Selain mencari tahu tentang apa yang dimaksud si anak ketika mengaku sudah punya pacar, sikap terbaik yang bisa dilakukan orangtua adalah jangan panik dan tetap tenang *stay positif ya bu, ati-ati masakn gosong dirumah diliat dulu baru mulai baca lagi ._.v Seringkali orangtua langsung bersikap reaktif dengan memarahi atau menghukum anak bahkan melarangnya berteman dengan "pacar"-nya lagi. Orang tua yang langsung marah hanya membuat anak semakin enggan untuk bersikap terbuka. Orangtua harus tetap berusaha bersikap tenang dan bijak karena kemarahan dan kepanika tidak membuat kondisi semakin baik.
Tumbuhkan rasa percaya diri anak sehingga ia tidak merasa down ketika tampil beda dengan temannya. Jadikan anak tetap bangga dengan identitasnya bahwa prestasi dan pergaulan jauh lebih penting dari sekedar pacar dan berpacaran. Pada usia SD, banyak sekali kegiatan yang dapat menunjang potensi dan mendukung tugas perkembangan anak. Sebaiknya ajak anak bersama-sama untuk menggali potensi dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, seni dan sebagainya hal ini diharapkan dapat membantu anak mengalihkan perhatiannya pada pacaran.

Di atas segalanya, kata kuncinya adalah "komunikasi". Komunikasi yang tepat antar orangtua dan anak adalah komunikasi yang didasari oleh rasa menghargai dan cinta kasih. Hal ini mampu membuat anak merasa nyaman dan terbuka untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Hindari komunikasi yang mengandung sindiran atau ancaman karena ini dapat membuat anak merasa ditolak dan akibatnya menghindari komunikasi dengan orangtua. *nah bu jadi kalo anaknya pacaran jan diancam ga dikasih uang jajan kan jadinya backstreet kan *curhat -_-

Dengan mempertahankan komunikasi dan hubungan yang harmonis dengan anak, orangtua dapa lebih mudah untuk mengajarkan anak mengenai berbagai nilai moral dama bersosialisasi dengan teman khususnya teman berbeda jenis kelamin agar anak mampu berprilaku sesuai dengan norma yang ada di lingkunga sekitarnya. Ajak anak untuk berdiskusi mengenai persepsi pacar. Hargai pendapat dan perasaanya kemudian tabok pertahankan komunikasi yang hangat tersebut untuk saling bertukar informasi. Komunikasi dua arah inilah yang dapat dimanfaatkan orangtua untuk mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai moral. Misalnya apa saja batasan dalam berteman dengan lawan jenis dan ajak anak untuk lebih memusatkan perhatian pada tugas perkembangan dengan sesuai usiannya.

Yeah halaman ini aku persembahkan hanya untuk Ibu-ibu atau orangtua around the world, so untuk yang merasa muda jan cemburu ya kalian juga bisa belajar buat persiapan nanti :D Jadi intinya dari materi yang aku sampaikan malam ini adalah "stay positif & komunikasi" artinya tetap positif someday bakalan bisa beli Samsung Galaxy SIII untuk komunikasi *lempar baskom ._.v thanks for reading *kecup basah ibu-ibu satu-satu muaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...